Berkubang.
Air hujan berhasil membasahi raga pecundang itu.
Di bawah bangunan tua ia berteduh layaknya kumbang madu.
Sembari menunggu, ia mengingat-ingat kembali rasa sesal itu.
Pecundang itu nampak lesu !
Karna masih terjerembab dalam masa lalu.
Detik waktu dan dinginnya udara malam itu.
Membuatnya semakin kaku.
Mulut pahit terus-terus berkata tentang hal baru.
Namun, hati kecilnya selalu menolak untuk sembuh.
Kedua organ tubuh ini membuat pecundang itu semakin melucu, dan terbujur pilu.
Komentar
Posting Komentar