Postingan

Jah.

 Dan, diantara dedaunan itu ?  Kau memilih daun yang paling jauh.  Daun, yang mulai layu.  Kau mengenggam rapat-rapat daun itu.  Agar tak kembali jatuh.  Kau berbisik pada daun layu itu.  Katamu, kau tak akan biarkan daun itu gugur sendirian.  Kau akan menemani, setiap hembusan angin yang membawanya terbang. Akan kau tuntun kembali, daun itu sampai ke fase kehidupan.  Namun, na'as ?  Hujan, membawa wanita itu pergi.  Membuat seisi pohon, mulai bersemi. Daun itu pun, perlahan mulai mati. Karna stomata tidak berfungsi lagi. 

Momentum.

Banyak orang yang bilang moment terindah itu ?  Saat awal-awal mula pertemuan. Karna masih belum mengenal rasa kefanahan.  Tapi, maaf. menurutku, mereka salah.  Moment terindah itu, saat sifat bosan sudah mulai hadir dalam suatu hubungan, namun kita masih mencoba untuk membuat hubungan Itu tetap spesial !  Tetap bertahan, walau hati sudah di ujung jurang ! Itu adalah sesuatu yang terindah dalam suatu hubungan percintaan ! 

Melalui hati rusak.

 Aku tak tahu harus berlari kemana lagi ?  Ragamu lah salah satu tempatku pulang.  Kau selalu mampu membuatku tumbuh.  Kau adalah wanita terbaik, yang pernah menuntunku untuk berproses maju.  Betapa bodohnya aku !  Yang melepaskanmu saat terjatuh. Yang meninggalkanmu, karna ulah egoku. Hampir setiap malam aku tersiksa oleh rindumu.  Aku hanya mampu diam, dan menjadi pecundang ! Sampai detik ini aku masih terjebak di antara rasa kita. Tawamu selalu menyapa diriku, hatimu selalu menanyakan bagaimana kabarku, atau hari-hariku ? Sudahlah, aku memang pantas mendapatkan semua ini.  Diriku yang keras kepala dan egois ini, memang perlu untuk mati suri. Bukan maksudku, untuk menjauh, tapi ?  Percayalah, ada beberapa hal yang membuatku tertampar oleh kebaikanmu di pagi hari ! 

Menunggu pagi.

 Aku dan para sahabat-sahabatku, sering kali melakakun aktivitas ini !  Aktivitas yang cenderung orang bilang itu sangat membosankan, dan tidak berguna.  Namun ? Tunggu sebentar.  Ijinkan aku jabarkan isi hati kaum pemuda pengejar mimpi ini.  Aku dan para orang-orang hebat ini, hanya meluapkan amarah kami di malam hari.  Kami terlalu lelah, melihat jutaan orang-orang munafik terus-terusan tertawa, tanpa kaca.  Mereka seakan tidak peduli, dengan sekitar yang ada !  Mereka terlalu sibuk menghakimi, tanpa bukti.  Padahal jika mereka tahu, kami berdiri dengan kaki kami sendiri ! Tanpa sandaran hati, atau rumah untuk berteduh. Kami kadang pun suka bingung mau kemana lagi ?  Beberapa gunung sudah kami ndaki, tapi kami masih di selimuti oleh sebuah misteri ?  Aku tahu semua manusia, pasti memiliki ceritanya masing-masing !  Tapi cerita ini sungguh penuh ironis.

Tentang waktu ?

 "Beberapa orang, sering berpendapat. Menunggu tidak akan membuatmu tumbuh. Justru membuatmu sering memakan harapan semu !" Baiklah, aku menghargai pendapat kalian.  Namun kali ini aku mulai tak sejalan.  Menurutku ?  Aku lebih suka menunggu, walaupun itu terus-terusan memakan harapan semu, dari pada harus membuang-buang waktu, untuk orang baru yang belum tentu itu jodohku. "Lalu, bagaimana caramu nanti mendapatkan jodoh, jika tak mau bertemu orang baru ? " Tentang itu ? Aku percaya, suatu saat, pasti ragaku akan bertemu hal baru.  Entah itu jodoh, atau kematian, semuanya aku pasrahkan, tentu pada tuhanku. Yang jelas ! Aku tidak akan merusak prinsip hidupku !

Sore terbaik.

 Aku tak pandai merangkai kata-kata indah, apa lagi harus membuatmu terlihat sempurna.  Aku hanyalah pengelana muda, yang buta akan arah.  Aku tak bisa memberikanmu rumah, dan ranjang nyamannya. Yang aku bisa hanyalah berdoa, dan berusaha sewajarnya. Kita sudah cukup terluka.  Teruntuk sementara saja, biarlah takdir yang menuntun arah langkah kaki kita. Jika kita memang jawaban dari doa-doa kita.  Sejauh apapun raga kita terpisah. Sekuat apapun keresahan menikam hati kita. Aku yakin ! kita pasti akan di persatukan kembali, dengan versi terbaik menurut kita.

Menciptakan air mata.

 Kita pernah bekerja sama, memperbaiki hati yang sudah terlalu lama mati. Ragamu membuat semestaku lebih berwarna lagi.  Hari-hari terlewati dengan sangat berani.  Kau ada dalam setiap kesibukanku. Dan aku ada dalam setiap waktumu. Begitu banyak hal yang sering kita bagi bersama, hanya untuk saling bertukar cerita. Jutaan janji kita nikmati bersama kopi.  Mata coklatmu selalu berhasil menciptakan ribuan puisi. Semuanya itu kita gambarkan begitu rapi, dan sangat hati-hati. Ahh sialan.  Kali ini, penaku menulis tentang dirimu lagi.